RUANG Diskusi

Sejak tanggal 26 Februari 2009, terhadap halaman “About Me” dilakukan perubahan. Halaman tersebut “dipugar” menjadi “Ruang Diskusi” yang hangat dan nyaman bagi pembaca dan pengunjung. Topik yang akan didiskusikan sangat luas, terserah pembaca. Pendeknya “Ruang Diskusi” akan menjadi tempat berinteraksi bagi pengunjung.

 

Materi diskusi tidak dibatasi sepanjang itu menyangkut “Manduamas” dalam arti luas dan tidak mengandung unsur SARA karena biasanya kalau sudah berdiskusi tentang SARA maka bukan persamaan yang ditemukan tetapi perbedaan-perbedaan yang mengakibatkan permusuhan, dan webblog ini tidak mempunyai kapabilitas untuk menganalisis perbedaan-perbedaan tersebut. Mari berdiskusi dengan hati yang jernih dan lapang dada, mencoba menerima satu sama lainnya. Dengan demikian, diskusi akan menghasilkan sesuatu yang jernih, baik, dan konstruktif.

 

 

54 tanggapan untuk “RUANG Diskusi”

  1. manduamas adalah kota disebelah barat tapteng sekitar 110 km daripusat kota kabupaten, manduamas merupakan salah satu jalur strategis yang menghubungkankan antara aceh ke kota kota di pulau sumatera….. anda penasaran bagaimana mandumas silahkan berkunjung

  2. Salam marsitandaan ma di hita sude. Nunga godang hita akka perantau sian Manduamas tarlabi di medan on.. Akka hita naung berkeluarga Boi do nian mambaheb punguan ate. Manang sahali 3 bulan. Ai penting doi puang.

  3. salam tuk pak Kenangan T.H. Purba
    HORAS

    Nama saya Muklis Algafar Tumanggor pak. Rumah saya di asrama polsek Manduamas. Saya adalah salah satu Mahasiswa di perguruan tinggi negeri di Medan sedang mempersiapkan judul skripsi tentang manduamas. Saya mohon bantuannya dari bapak bahwasanya saya ingin mengetahui siapa sebenarnya suku asli yang pertamakali ada di manduamas ini dan sejak tahun berapa mulai ada suku tersebut dan bagaimana perkembangannya. Informasi ini untuk latar belakang proposal skripsi saya pak. Mohon kiranya bantuan dari bapak untuk informasinya.
    saya tunggu balasan dari bapak…mohon bantuannya

  4. horas tulang admin…
    mauliate parjolo diharadeon ni rohamu diwaktu dan di ruang diskusi on.
    hami sbagai naposo ni andamdewi nanaeng membentu sebuah perkumpulan mudamudi perantau kecamatan andam dewi sekitarnya,naeng minta tolong jolo tu tilang admin asa kirim tulang jolo Sejarah berdirinya kecamatan andamdewi.
    mauliate ma parjolo di haradeon ni rohamu….

    HORAS….

  5. Untuk daerah Sibolga sekitarnya, Bank Mega telah hadir dengan fasilitas dan kemudahannya sebgai mitra bagi Usaha Kecil Menengah dalam pembiayaan Modal Kerja dan Investasi. Kredit minimal 100 Jt, dengan bunga paling tinggi 1,35% per bulan. Untuk info lebih lanjut Hub. Rafael Sinaga 085275758000. Buti ma, mauliate.

  6. apakah bener klo CPNS data best lebih dari 1 tahun????
    tolong jelaskan proses kinerja BKD dlm penerimaan CPNS dengan data best tanpa ikut test???

    trims sebelumnya….

  7. saya anak manduamas keturunan jawa,saya cintakan manduamas,tp kayaknya pembangunan insfratuktur di manduamas masih ketinggalan jauh di bandingkan dengan kecamatan yang lainya,terutama dari jalur transportasinya..

  8. horas ma di hamu,
    nungnga godang na usang huida angka baritamuna, ai taon 2009 do “mullop” angka barita on. hape nuaeng nungnga 2010!
    mauliate bah….ai godang do hamu hape natertarik mambahen/pahehehon organisasi ni angka mahasiswa/perantau na sian hutanta Manduamas.
    ahu pe parhutanta do, alumni ni IMAMAS. nahudok on do: persoalan nama na naeng bahenon muna, terakhir on nungnga marragam. jala penilaianku, nungnga gabe berjalan sendiri-sendiri. koq bisa jadi ‘labil’ ya?
    goar IMAMAS nungnga cukup merakyat di hutanta. holan on tutu, najolo mansai maol do bergabung tu IMAMAS angka dongan sahutanta nasian luar manduamas.
    pesanhu, MULAK MA TONDI TU BADAN ate. organisasi ini maunya jangan sekedar wacana saja, pasombu tagas, asa diida halak ‘jago’. buat palanning kecil-kecilan laho memajukan hutanta. metmet pe angka programtai, alai molo menyentuh sendi-sendi kehidupan ni sahutanta, melekat doi di roha ni angka natua-tuanta. HORASSSSSSSSSSSSS……BRO!

  9. Bagi sebagian besar masy.man2mas, mereka sudah naik angkutan HIMPAK via ACEH ketimbang angkutan lain Via d.sanggul atau barus.
    Artinya : kalau saja jalur transportasi rute pakkat-barus-andam dewi-manduamas dipercantik sy kira jalur tersebut yg notabenenya milik 2 kab.(Humbahas dan Tapteng) akan semakin ramai dan bergeliat dlm melancarkan sendi perekonomian masy.sekitar
    Yang trjadi adalah Jalur Kab.Dairi- Prov.Aceh yang semakin laris dilewati orang.
    Bagaimana kawan2 menyikapi ini? sungguh suatu ironi mengingat jalur di atas adalah “jalur Pantai Barat”…
    Berarti : TAPANULI GROWTH ADALAH PROGRAM ECEK2..ALIAS…PROGRAM KEDAI TUAK

  10. Salam kenal buat semua kawan ska manduamas.
    Buat bg kenangan,,,gmn kbrnya?
    Sy kira kita perlu jumpa lg bang untuk tukar pikiran bgmn memajukan organisasi Pemuda/Mahasiswa/perantau Manduamas.
    Karena seisi sudut kota Medan sudah terisi penuh gerbong masyarakat dri Man2mas.
    Yg saya khawatirkan nantinya bisa saja Masyrakat Man2mas jd korban politik/adu domba oleh kepentingan politik seseorang yang bukan dari Man2mas.
    Saatnya kita raptkan barisan dan bulatkan tekad..Gmn Abangnda Kenangan?

      1. Hny untuk menyiapkan diri supaya tidak mau dijadikan alat untuk mencapai kekuasaan. intelektual adalah bisa mempengaruhi org lain bukan sebaliknya.

  11. Saya pribadi sedikit puas dan bangga melihat kemajuan daerah manduamas serta kemajuan putra putri dari daerah ini, yang sudah maju dan berkembang, namun kalau boleh dan harus dapat di tingkatkan lagi, memang kalaulah dibandingkan dengan daerah lainnya yang ada di tap-teng terutama bagian barat, boleh dikatakan daerah manduamas/sirandurung dlsb cukup pesat perkembangannya , karena daerah ini mempunyai lahan yang sangat sesuai untuk perkebunan, berbeda dengan kecamatan barus yang dulunya membawahi manduamas namun kemudian manduamas berdiri sendiri menjadi satu kecamatan dan hingga saat sekarang ini sudah dibagi lagi ( Kec. Sirandorung ), kecamatan barus hingga saat ini kalau saya perhatikan tdk terlalu bayak perbedaan dan pembangunan cenderung jalan di tempat atau perlahan sekali, padahal barus adalah kota tua dan mempunyai banyak putra putri yang sudah berhasil di rantau namun kita tdk tau kenapa dan mengapa barus tetap belum ada perubahan yang menonjol, bahkan jalan yang menuju ke ke barus ini tdk pernah mulus keseluruhan dari sibolga s/d barus paling ada hanya separoh bagus yang lainnya rusak dan begitu seterusnya, berbeda dengan manduamas ataupun sirandorung jalan arah ke sana dari barus cukup bagus, nah inilah salah satunya yang membuat saya salut atas perkembangan manduamas, namun sebaliknya saya heran atau memang saya yang kurang mengerti kalau saya katakan barus itu tidak ada perkembangan padahal putra putri nya banyak yang berhasil di rantau atau memang pemerintah yang belum cukup dana membangun barus terutama jalan propinsinya ( jalan utama dari sibolga ke barus)atau masyarakat barus tidak ada yang usul pada pemerintah atau mungkin belum waktunya, tetapi perlu saya sampaikan pada kita semua setahu saya sejak saya dilahirkan di barus tahun 1968, hingga saat ini memang perubahan itu ada tetapi jika dibandingkan dengan daerah lainnya yang ada di tap teng boleh dikatakan barus jauh ketinggalan, jadi besar harapan saya putra – putri manduamas yang ada di rantau tolong ingatkan juga
    putra putri barus yang ada di rantau kalau ketemu, karena bagaimanapun juga kalau mau ke manduamas toh kebanyakan orang lewat barus biar sama – sama maju semua

    1. Terima kasih Bang Limbong,
      Saya setuju dengan Abang bawah kita perlu bangkit.
      Sebenarnya semua daerah tersebut sama-sama ada perkembangan, tetapi relatively Manduamas/Sirandorung lebih cepat karena memang dari dulu Manduamas/Sirandorug itu masih ramba/hutan ketika Barus sudah menjadi pusat dagang di pantai barat.

      1. barus sudah jadi pusat perdagangan sejak zaman raja firaun Mesir.
        tentang pembangunan kita harus berani akui SUMUT teRmasuk peringkat atas KKN nya.

  12. hahaha banyak juga parmanduamas ini rupanya pake internet
    salut x aq bah
    aq putra asli manduamas tumbajae
    lagi kuliah di Bandung di yayasan Telkom
    Salam Kenal semua yah
    Mauliate

    1. aku jg anak manduamas di sirakot rakot berada di jkt thn 91 aku jg salut melihat kota manduamas skrg sdh maju.slm knl dr sihotang.horas

      1. Horas Lae Sihotang,

        Gabe taringot ahu bahwa najolo adong do donganku margoar Jasmir, tong do sian sirakot-rakot alai marga Hasugian do nian, ndang Sihotang.
        Jot-jot do najolo hami margaleran di jolo jabu ni si Bona (Potan) Nahampun di Pasar Onan, di jolo ni kantor Camat/Polsek si saonari.

        Horas…salam kenal….

    1. salam kenal juga ney dari kolang. oya bagaimana pendapat saudara mengnai pilkada bupati tapteng yang kan dilaksanakan taon ne?????????? any trouble?

  13. Salam kenal,

    Sebelumnya saya mohon ma’af kalau dianggap salah masuk. Karena prinsip saya asal tidak salah masuk kamar, tidak jadi masalah, hehehe…

    dan untuk perkenalan kali ini, perkenankan saya untuk sedikit curhat. Saya hanya seorang pendatang yang sudah 2 tahun menetap di Sirandorung. Cukup sedih juga melihat ketertinggalan di bidang IT tuk daerah sini. Tapi syukurlah, kesadaran akan pentingnya IT sudah mulai dirasakan oleh beberapa pejabat di daerah Sirandorung dan Manduamas, setidaknya yang saya tahu SMA N Sirandorung dan SMA N Manduamas yang sudah memiliki blog menunjukkan kesadaran pentingnya internet. Dan juga setelah menyimak diskusi di forum ini, setidaknya menggambarkan keinginan yg kuat untuk bersama-sama membangun manduamas, dan salah satunya adalah dengan membuka akses ke dunia luar melalui internet.

    Barangkali kita semua sepakat atau setidaknya saya sendiri berpendapat bahwa kemajuan suatu daerah dapat diukur dari sejauh mana daerah tsb mampu menjangkau seluruh informasi yg ada di seluruh belahan dunia hanya dalam hitungan detik. Informasi memang menjadi kebutuhan mutlak untuk kemajuan.

    Dan meskipun saya bukan putra daerah, tapi saya sangat berharap, keberadaan saya di sirandorung ini bisa memberikan sedikit andil bagi kemajuan daerah sirandorung dan sekitarnya khususnya serta demi kemajuan tapanuli tengah.

    demikian dulu perkenalan saya karena saya pun sudah mengantuk tapi tadi saya paksakan juga mengingat koneksi internet lg bagus. indosat 2G disini sudah hampir sebulan ini gak stabil.

    Oya… sebut saja aya Pa Afra.
    Horass!!!

    1. Pak Afra, terima kasih telah singgah di sini.

      Meskipun Bapak katakan bahwa Bapak berasal dari daerah Sirandorung akan tetapi tidak apa-apalah untuk melakukan diskusi, bertukar pikiran. Mungkin saja ada topik-topik yang enak dibicarakan, yang menyangkut Manduamas dan juga Sirandorung.

      Terima kasih dan horas……

  14. Masuk di dalam ruang diskusi ini membuat saya penasaran
    pertama, saya kira saya dengan Pak KTHP, seringkali ada di tempat yang sama pada saat yang sama misalnya pada acara imlek Gabungan Pengusaha Cina Tapteng/Sibolga, dan mengikuti Halal Bihalal dengan Akbar Tanjung di Jakarta belum lama ini.

    Hanya saja saya tidak tahu persis apakah Pak KTHP mengikutinya di Jakarta atau Medan, yang jelas saya mengikutinya di Jakarta, tapi ya sudahlah itu saat yang lalu. Ke depan saya sangat setuju dengan penjelasan Bapak parMDS “Katakanlah waktu brainstorming ini kita habiskan selama +/- 1 tahun, lalu semua hasil brainstorming tersebut nantinya kita compile menjadi bahan diskusi dan dibahas kembali secara tatap muka (mungkin dalam bentuk seminar-kecil di akhir tahun 2010)”. Dalam menumbuhkan komitmen sesama partisipan untuk mencapai tujuan tertentu secara mengakar. saya bersimpati dengan model berfikir tersebut.
    saya bisa dihubungi melalui email : zulazmi.sibuea@indosat.com
    dan hp : 0855 789 1212
    wassalam
    zul azmi sibuea

    1. Pak Sibuea,

      Pak KTHP pasti akan memberikan respon terhadap comment Bapak.
      Dari saya pribadi….mari melakukan brainstorming.

      By the way (ambal-ambal ni hata), saya sedikit bingung dan bertanya-tanya dalam hati, sampai-sampainya Bapak begitu care terhadap kampung kami,…he…he…..
      (dalam hati saya berpikir: sepertinya belum pernah ada marga Sibuea dari kampung kami Manduamas, palingan juga dari daerah Kec. Andam Dewi, Barus Utara, atau Kec. Barus, atau bahkan dari Sibolga).

      Saya sedikit tersanjung….

      p/s: Thanks untuk nomor HPP-nya. Nomor HP Bapak saya save di HP saya, nanti saya send SMS untuk memberitahukan nomor HP saya

  15. Medan, 24 Feb 2009, at 13.26

    Hari ini udara panas menemani warga medan yang melaksanakan berbagai rutinitas masing-masing, sempat tertangkap oleh pandanganku betapa gerahnya tukang becak bertarung dengan terik sang surya, begitu juga dengan ibu-ibu yang berjualan ditepi jalan dengan tujuan dapat membawa sedikit banyaknya rezeki ke rumah untuk dinikmati bersama, tapi di persimpangan jalan UMSU seorang penjual es buah tersenyum dengan manisnya, karena jualannya laris manis, tapi yang pastinya saya hanya mampu tersenyum menatap kehidupan kota Medan.

    Sekalipun udara disini cukup panas namun seketika saya merasa seolah berada di musim salju, di mana kedamaian menyejukkan jiwa dan hati, tatkala saya membuka kembali webblog milik Abanganda ini.

    Akhirnya permohonan saya dikabulkan, ucapan permohonan maaf saya dibalas dengan bahasa yang mengandung sejuta makna seakan sebuah sugesti menarik imajinasi saya menari di dalam pelupuk pancaroba seolah kebahagian mulai datang mendekati saya,

    bahkan usul dan ide yang pernah saya cetuskan sebelumnya mendapat tanggapan dan saran yang sangat membangun, lalu apa yang saya kawatirkan berikutnya? Saya tidak peduli dengan kekawatiran yang lain sekalipun itu rintangan akan saya jadikan tantangan, sekalipun itu di luar kemampuan saya karena saya sudah menjalin relasi dengan Abanganda par MDS, Abanganda Kenangan T.H. Purba, dan LPS, he…he….seperti pepatah nenek saya dulu. “Coba kau lihat sapu lidi, jika hanya satu tidak akan mampu membersihkan pekarangan rumah (hanya bisa jadi tusuk sate, he…he…)tapi bila seikat lidi maka pekarangan dapat dibersihkan.” Mungkin jika saya tapsirkan lapatanna attar songon on do i kebersamaan merupakan kekuatan, ate abang par MDS? atau tidak jauh dengan filosopi Mpu Tantular yang mencetuskan Bhinneka Tunggal Ika; walau berbeda tetap satu jua, dan sadana i songon na targantung di tugu gapura Sibolga SAHATA SAOLOAN.

    Sudena poda dohot keterangan na dilehon Abang i akan saya jadikan motivasi terlebih lagi dalam menggerakkan kesadaran berorganisasi bagi mahasiswa Medan. “Where there is a will, there is away.” Selagi kemauan masih ada pasti jalan terbuka lebar, bukan begitu Bang! Dan saya juga percaya “Rome was not built in one day”; “kota Roma tidak dibangun dalam satu hari”, maka saya juga sependapat bahwa kebaikan harus dijalankan step by step; selangkah demi selangkah.

    Terlebih yang kita hadapi adalah makluk zoon politicon, kata Aristoteles yaitu makluk sosial, jadi kita tidak tahu yang mana kawan dan yang mana lawan lihat saja di masa saat ini persis apa yang dikatakan oleh Iwan Fals di tahun 80-an yaitu dalam lirik lagunya, “maling teriak maling sembunyi balik dinding pengecut lari terkencing-kencing, tikam dari belakang, lawan lengah diterjang lalu sibuk mencari kambing hitam.” Anehnya lagi Bang manusia juga dijuluki homohomunilupus yang maknanya manusia serigala bagi manusia lainnya, bahkan seorang profesor dalam menjaga dan mendidik anaknya dia berkata; “lebih baik memelihara dan menggembala seratus ekor kerbau dari pada menjaga satu orang manusia (jika refrensi saya tidak salah ini di Indonesia tapi apapun itu Bang saya sepaham dengan Abanganda dan senior-senior lainnya, kita harus tetap berusaha dan berbuat berdasarkan kapasitas kita.

    Andaikan kebiasaan ngenet menjadi lumbung informasi mahasiswa kita yang dari Manduamas seperti asumsi Abang tentunya kita dapat menciptakan suatu forum online, tapi wajarlah Bang mungkin mereka lebih memilih handpone yang up to date, fashion yang limited edition, kosmetik yang lux, dan gaya hidup yang trendy ketimbang mengeluarkan sedikit biaya untuk mendapatkan informasi seperti buku, majalah dan media elektronik, karena saya juga merasakannya saat saya lebih memilih membeli sebungkus rokok sempurna dari pada satu koran waspada atau analisa padahal harganya sangat jauh berbeda, saya lebih memilih baju baru ketimbang buku.

    Oh….ya Bang jadi kebanyakan curhat neh,….karena saya merasa sedang berdialog dengan orang-orang terdekat saya sekalipun jauh di sana seperti bait lagu Jamrud, “aku di sini dan kamu ada di sana membentang luas samudera biru memisahkan kita”, tapi badanta do na padao-dao ianggo tondinta totop do marsiranggingan.

    Akhirnya saya ucapkan terimakasih atas segala sesuatunya baik bagi Abanganda Par MDS, Abanganda Kenangan T.H. Purba, dan Abanganda LPS, dan my friend Edo_Ponsel (saudara Edo bagaimana kaset tentang Hacker 2020 yang saya berikan udah dibedah belum).

    Salam mitra perjuangan dari FCH !

  16. Selamat pagi, horas ma dihita
    Segenap Pembaca WEB ini.

    To : LPS & Candra, Par MDS.

    Pada dasarnya no problem untuk membimbing mereka, Candra atur waktumu, di Jl. Bilal ada kedai di depan Rumah Sakit Imelda yang jual KFC “Lokal” kita bisa ketemu di sana malam hari, atau Candra datang aja ke RS Imelda ada kantin kami di situ kita bicarakan, atau Candra-lah dimana kita ketemu, bawa tim-mu (Par Manduamas yang lain). Saran saya untuk LPS atur dan konsolidasikanlah di Pusat (Jakarta). Nanti kami kami kabari Adinda.

    Bahan Sharing!
    1. Bohado dibaen Par MDS on membagi waktu membuat analisis-analisis muna on!
    2. Menurut saya cukup bagus!
    3. Beri Tips-nya bah tu hami on!
    4. Nah tu hamu akka mahasiswa belajar hamu tu si Par MDS, ido guna utama hita akka na bersaudara.
    5. Terima kasih.

    Bahan Uppasa dari Mgr. Leopold Girelli (Duta Besar Vatikan Untuk Indonesia)
    “Ulos suri-suri rio-rio di tonga-tonga, hamu ….(sebutkan namanya/jabatan) parlagu nauli tung so lupa sian roha” (Kebaikan-kebaikan yang sudah diperbuat di masa lalu tidak akan pernah lupa dalam hati)

    Thanks
    Terima Kasih

    1. Terima kasih atas apresiasi dari Pak KTHP terhadap tulisan-tulisan di webblog ini.

      Selamat melakukan konsolidasi internal, sementara kalau di Jakarta, akan kami usahakan bersama tim di sini secara bertahap dan terencana.
      Huhilala do nuaeng bahwa nungnga semakin jonok gerbang kemajuan dohot hasangapon ni hutanta Manduamas. Mari tetap semangat untuk menuju sesuatu yang terbaik bagi semua; one for all, all for one.

      Mengenai bahan sharing yang Pak KTHP katakan, mungkin saya akan jawab sekaligus saja:
      Di atas semua itu, hanya ada modal kemauan yang kuat. Saya bukan pengusaha atau pegawai negeri yang bisa santai, saya adalah kuli di perusahaan swasta akan tetapi saya masih sempatkan waktu untuk memikirkan kemajuan Manduamas. Analisis seperti itu tidak dengan tiba-tiba begitu saja jadi akan tetapi melalui proses yang panjang, bahkan kalau dilihat dari tulisan saya, analisis seperti itu sudah ada sejak tahun 2004 lalu, ketika saya belum melek dengan blogging.

      Mengenai waktu, kebetulan saya juga mengajar/memberikan kuliah malam di salah satu PTS di Jakarta, maka analisis seperti itu saya lakukan di malam hari ketika tidak ada kuliah dan atau sepanjang weekend dengan memakai bahan-bahan yang telah saya kumpulkan dari berbagai sumber. Dan untungnya lagi, saya memiliki pendamping hidup yang sangat mengerti dan mendukung, yang kadang-kadang turut memberikan sumbangan pemikiran, terima kasih Tuhan.

      Menurut saya kunci yang paling utama adalah kemauan dan tekad yang kuat. Semua orang dapat membuat tulisan seperti yang saya buat, bahkan lebih baik dari itu. Saya juga yakin Pak KTHP, Adek CFH, dan mahasiswa Manduamas yang lain dapat melakukan hal yang sama, asal dilandasi kemauan yang kuat. Terus terang, saya berterima kasih kepada guru-guru di SMP Negeri Manduamas yang telah memberikan dasar pelajaran kepada saya, terutama guru-guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris mulai dari kelas I sampai kelas III. Karena saya rasakan bahwa apa yang diajarkan mereka menjadi landasan fundamental bagi pendidikan saya selanjutnya. Bahkan ketika saya mempersiapkan thesis di Pascasarjana, landasan dasar yang saya pakai adalah pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dari Sekolah Lanjutan Menengah.

      Bagi Adek-adek mahasiswa dan pelajar dari Manduamas yang ada di manapun, saya siap membantu Adek-adek dalam hal ini. Tetapi jangan minta bantuan materi/uang karena saya tidak punya. Persiapkanlah kail yang banyak maka kamu akan memperoleh lebih banyak ikan.

      Songoni ma jolo, pagodang hu pe annon, gabe sai hira na manggurui iba
      Mauliate….

  17. My Brothers,

    1. LPS
    2. Fajar Candra Hakiki Simamora

    LPS, SMS sudah sampai nomormu sudah saya simpan. God Bless Us. Thank.

    Candra Simamora.
    Apa kabar Uda/Inanguda di Manduamas, sehat kan?
    Bah….Gabe Forum Toga Simamora Manduamas do WEB on. Ha…ha.

    Candra Terima kasih ya masukannya, saya pada dasarnya positif saja, tetapi Candra-pun sudah kena kan? (Seperti acara Trans TV : Kena..deh)
    Selesaikan dulu tugas akhirmu, itu yang paling utama, itulah bedanya teori dan praktek dalam hal segala ilmu termasuk manajemen. Dan memang itulah penyakitnya mahasiswa sian hitaan.

    Atau kalau ada waktumu mungkin bulan Maret sudah pada aktif kuliah, datanglah ke Imelda, bawa kawanmu kita bicarakan nanti, karena si LPS pun di Jakarta adalah pengurus perantau.

    WEB-nya candra sudah saya baca semua termasuk photo 17-an atau photo waktu apa itu?
    Kalau tidak salah sejak Oktober 2008 sudah saya baca, bagus. Kirim salam sama si….anaknya Salende TK. Jahit.

    Jadi songoni majolo sian ahu pembaca WEB ini.

    Terima Kasih/Mauliate

    Kenangan T.H. Purba

  18. Horas Bang Kenangan TH Purba.

    bicara soal organisasi yang pernah kami bentuk sedikit saya berikan cuplikan dan flatform-nya yaitu :

    Himpunan Mahasiswa Manduamas (Hammas) lugas, tegas, tangkas, imajinatif, kreatif dan interaktif. Merupakan sebuah wadah yang terbentuk pada tahun 2007 yang lalu dimana saya dipilih berdasarkan voting yang dihadiri oleh peserta lebih kurang 45 orang termasuk mendiang Sabdan Meha seorang perwira TNI dari Manduamas yang telah berpulang ke sisi yang kuasa, di mana struktur organisasi berdasarkan rantai komando terdiri dari :
    Ketua : Fajar Candra Hakiki Simamora
    Wakil Ketua: Suhartiko Naibaho
    Sekretaris: Hendra Gunawan Pinayungan
    Bendahara 1: Sri Maya Sari Tanjung
    bendahara 2: Yati Nainggolan
    Periode kepengurusan ditetapkan selama 2 (dua) tahun.

    Pada perjalanan awalnya memang semua berjalan dengan sesuai rencana, di mana kami mengadakan pertemuan dua kali setelah terbentuknya semua anggota sangat aktif, pada rapat dibahas planning kegiatan jangka panjang dan jangka pendek, di mana jangka panjangnya yakni membuat sesuatu gebrakan berupa acara temu ramah mahasiswa Medan dengan pemuda Manduamas dengan acara malam temu ramah mahasiswa Medan Manduamas, baik dari barus STIKIP dan Siantar telah dilobi dan semua sepakat untuk mengadakannya pada tahun baru 2008, alangkah sialnya begitu hari H-nya tiba saya tidak memiliki kesempatan untuk pulang pada tahun baru dikarenakan libur kampus UMSU hanya selang 2 hari saja dan itu tidak cukup untuk melaksanakan even di Manduamas, maka kami cancel dan itu adalah sejarah pahit dan kelam Hammas tidak mampu merealisasikan target jangka panjangnya. Abanganda Kenangan T.H. Purba lagian libur, UNIMED, UMSU, UISU, dan Politeknik Medan tidak pernah bersamaan begitu juga IMELDA yang pada saat itu ada Mei Lestari Astri Dodo, Lamria Meha, dan yang lainnya, sehingga kami terbentur di sana. Organisasi ini adalah umum dan bukan keagamaan dimana terbuka bagi semua kalangan mahasiswa, tetapi dalam perjalananya saya beserta kawan-kawan lainnya mendengar isu bahwasanya Himpunan ini diidentikkan dengan agama Islam karena menggunakan nama HAMMAS, mungkin mereka pikir (HAMMAS yang di palestina,he..hee) yah begitulah bang isu-isu tidak sehat berkembang dengan sendirinya, itulah yang menjadi tantangan selama ini.

    Oh iya mengenai deklarasi Hammas pertama kami adakan di salah satu sekretariat FORKOM BARUS pada saat itu kami mengandalkan Saudara Bahri Efendi pasaribu, SPd yang baru diwisuda pada saat itu. Adapun alasan saya tidak koordinasi kepada Abanganda Kenangan T.H. Purba (bukan maksud membela diri ya Bang) adalah karena pada awalnya masih dalam tahap pembentukan adapun niat kami dan saudara Suhartiko Naibaho, dan Dodo Purba yakni mengkoordinasikannya setelah terbentuk dan kami para pengurus ingin dilantik oleh para senioran dan tokoh Muspida di Kecamatan Manduamas pada saat Tahun Baru 2008 dan termasuk pengesahan organisasi dari Abang Kenangan Purba, karena pada ADR/ART-nya kami mencaplokkan nama Abang sebagai penanggung jawab organisasi dan kami yakin pada saat itu Abang pasti berkenan karena bagaimanapun ini adalah untuk kemajuan kita. Tapi apa yang terjadi Bang sampai saat ini kami juga belum dilantik sebagai pengurus karena even pertemuan antara mahasiswa perantau dengan pemuda manduamas tidak pernah terwujud.

    Mungkin inilah sekilas tentang gagalnya Himpunan Mahasiswa Manduamas(HAMMAS) yang termakan oleh isu SARA yang tidak bertanggung jawab, dan tidak adanya kekompakan mungkin ini adalah cemeti bagi saya agar dapat bertahan diterpa badai gosip, heeee..,..heeee,…Oh ya Bang Kenangan jika ada kesempatan boleh ngak saya bertemu dengan Abang untuk bertukar pikiran tentang sepak terjang mahasiswa di Medan dengan Abang, kalo di ijinkan saya sangat menantikannya.

    Jika pun ini penyesalan satu hal yang saya sesali mengapa sebelumnya tidak berkordinasi dengan Abang, tapi saya sadar jika tidak seperti ini tentu tidak akan ada pembelajaran dalam hidup, maka agar ini semua tidak sia-sia saya jadikan sebagai pengalaman organisasi saya, agar tidak terjadi dil ain hari, dan terus terang sampai saat ini saya masih menyimpan segudang mimpi tentang perubahan di Mandumas yang belum terealisasikan, maka kejadian yang telah lalu menjadi pembelajaran bukankah pepatah juga mengatakan kegagalan tepat satu langkah di depan kesuksesan, dan kegagalan merupakan sukses yang tertunda, maka sukses yang tertunda tersebutlah yang saya bawa kehadapan Abang agar dapat kita pecahkan bersama problematikanya dan kita cari jalan keluarnya, saya yakin setiap permasalahan pasti ada solusinya, tidak ada istilah terlambat kan Bang dalam kebaikan, setidaknya jika bukan saya atau Abang yang merasakan manfaatnya nanti maka generasi selanjutnya dapat menikmatinya betapa indahnya kekeluargaan di perantauan.

    Bila ada kata yang tidak pada tempatnya mohon di maafkan tapi itulah kenyataan yang terjadi untuk ini saya mengharapkan tangan Abang terbuka untuk saya dan untuk mahasiswa yang ingin maju lainnya, setelah wisuda nantinya pada jenjang S1 saya berencana untuk menyambung kuliah saya kembali, mungkin saat ini saya belum matang dan belum banyak mengecap asam manisnya organisasi, untuk itu saya senantiasa mengharapkan masukan dari abanganda Pemilik Blog ini par MDS, abanganda Kenangan T.H. Purba, dan Abanganda LPS,

    Sekian, dan terimakasih
    Fajar Candra Hakiki Simamora.

    1. Pak KTHP,

      Adek kita sudah menjelaskan duduk persoalannya, mereka sekarang membutuhkan bimbingan…..
      Bagi Pengurus Hammas, sebaiknya duduk bersama lagi, kalau memang masalah nama organisasi sangat sensitif maka ada baiknya diganti saja dengan sesuatu yang umum, misal: Ikatan Pemuda Mahasiswa Manduamas (IPEMAS), Perhimpunan Manduamas, Serikat Mahasiswa Manduamas, dll.

      Catatan: Perkumpulan sebaiknya lepas dari unsur-unsur SARA, baik itu “in appearance” maupun “in factual”. Kekurangan IMAMAS di masa lalu adalah karena anggotanya mayoritas mahasiswa/pemuda dari satu agama saja, lalu kegiatannya tentunya hanya aktif ketika masa perayaan agama tersebut, jadi orang berpikir perkumpulan itu hanya untuk mahasiswa/pemuda yang beragama tertentu, padahal memang itu terjadi karena tidak ada anggotanya yang beragama lain.

      Kalau boleh saran saya, kepada Pengurus Hammas, kalian hidupkan saja lagi IMAMAS tetapi dengan paradigma yang baru dan konsep yang baru. Semua mahasiswa dari Manduamas harus masuk menjadi anggota, jangan ada lagi perkumpulan-mahasiswa yang lain selain IMAMAS.

      Sekian dari Par MDS, mauliate.

  19. Salam buat seniorku putra Manduamas!

    Saya sangat gembira ketika menemukan web ini yang diposting oleh angkatan senioran yang memberikan sentuhan nyata dalam membuka cakrawala pemikiran yang selama ini terinkubasi oleh keterbelakangan informasi teknologi.

    Horas, adalah ucapan persahabatan yang erat warisan leluhur kita dan mempunyai berjuta makna yang indah bagi orang yang disapa, maka kata Horas tersebut saya batasi sebagai ucapan kegembiraan saya buat abanganda pemilik situs blog ini.

    sebelum semua kata mengalir bagaikan derasnya air terjun Dolok Bunga dan mendaki setinggi gunung Manduamas Lama maka saya ingin memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada senioran saya, walaupun sebelumnya saya melihat nama saya sudah diperbincangkan, he…he…

    Abanganda yang baik hati, perkenalkan nama saya Fajar Candra Hakiki Simamora, saat ini saya sedang dalam proses penyelesaian skripsi dan mengejar wisuda bulan september yang akan datang pada salah satu perguruan swasta dimedan tepatnya di UMSU fakultas Ekonomi jurusan Manajemen.

    Terlebih dahulu saya haturkan ribuan kata maaf dari para senioran saya dari Manduamas, pemilik Blog ini Par MDS, Abanganda Kenangan T.H Purba, Abanganda LPS, dan kawan karib dari manduamas Edo_Ponsel, saat membaca semua komentar pada blog ini saya merasakan sesuatu yang berbeda, bahwasanya saya menemukan tetesan air di Gurun Sahara, terus terang bang selama ini saya bagaikan pungguk merindukan bulan yang mengharapkan terciptanya kemajuan di Manduamas tanpa adanya partisipasi dari saya.

    Saya angkat topi kepada senioran saya ternyata kita sepemahaman dan sepemikiran terhadap kemajuan manduamas, maka pada blog-blog saya, di antaranya, http://fajarcandra.blogspot.com, http://sukailmu.blogspot.com dan http://manduamasindah.blogspot.com saya berusaha menampilkan kelebihan yang terkandung dari daerah kita walaupun dalam keterbatasan ilmu yang saya miliki, saya mengklaim bahwasanya saya memotori manajemen perubahan publik bukan karena saya seorang manajemen yang handal akan tetapi dengan niat tersebut saya dapat mewujudkannya, sampai saat ini saya masih berpegang teguh pada pepatah dari bangsa Tibet, yang isinya lebih kurang begini, “gigi anjing pun bisa bercahaya bila diminyaki”. Adanya, pepatah ini saya dapat dari novel karangan Fira Basuki dari kumpulan trilogi novel, pintu, atap, jendela dan biru.

    Abanganda yang saya kagumi jika niat telah bulat saya ingin diikutsertakan dan dilibatkan dalam proyek pengembangan kemajuan di Manduamas walaupun kapasitas saya sekarang ini sebagai pelajar yang masih perlu belajar lebih banyak lagi, karena saya punya misi untuk membangkitkan spirit dan kemakmuran masyarakat di Manduamas.

    Saya sudah membaca planing dan target abaganda, Par MDS, Bang Kenangan T.H. Purba dan Abanganda LPS, saya rasa ini sangat fleksibel dan singkron mengingat kapasitas Abanganda sekalian yang telah dianugerahi ilmu dan saya mendukung sepenuh hati.

    Ucapan maaf saya kepada Abaganda Kenangan T.H. Purba yang merupakan tetangga saya namun sampai saat ini saya belum dapat mengenal Abanganda dan bertegur sapa apalagi berdialog, sungguh sangat keterlaluan memang, seharusnya saya menjumpai Abanganda dan berkomunikasi pada hal di situs Tapteng kita telah bertemu dan kebetulan saya juga tinggal di Brayan dekat dengan domisili Abanganda di kampus Kebidanan Imelda, untuk itu saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya, adapun organisasi yang kami buat pada hitungan tahun yang lalu yakni Himpunan Mahasiswa Manduamas (Hammas) memang betul adanya sampai sekarang masih tetap dalam kevakumannya ataupun vakum of power, ini terjadi dikarenakan saya merasa belum mampu mengajak dan memberikan pencerahaan bagi kawakan kawan-kawan yang kuliah di Medan, maklum bang kesadaran berorganisasi belum begitu dimiliki oleh mahasiswa kita. Namun apapun itu tetap sampai saat ini saya masih berusaha mewujudkan perkumpulan mahasiswa dari Manduamas dan yang pastinya saya ingin bergandeng tangan dengan Abanganda pemilik blog ini, Abang Kenangan T.H. Purba, Abanganda LPS, dan Edo_Ponsel itupun jika dikabulkan.

    Bahkan saya dan saudara Edo_Ponsel pernah berniat untuk membuat presentasi koneksi internet di Manduamas ke jenjang pendidikan, pada saat itu saya beri nama program tersebut INTERNET MASUK SEKOLAH, dan saya mendapat tanggapan serius dari saudara Edo_Ponsel dan beliau mendukung, sampai pada saat selanjutnya kami terbentur pada masalah alat pendukung persentasi yaitu infokus sebagai pemindah media dari laptop ke layar tembak, agar dapat dipresentasikan tujuan kami pada saat itu hanya satu yakni bagaimana pelajar SMP dan SMU dapat memngenal internet dan bila perlu kami menyetting handpone pelajar tersebut menjadi browser.

    Koneksi kami miliki, laptop juga ada, sound system lengkap, hanya saja infokus yang belum ada maka sampai saat ini saya dan saudara Edo_Ponsel masih memendam ide itu dan berjanji suatu saat nanti bisa direalisasikan apalagi saat ini kami telah berinteraksi dengan para senior yang menurut saya figur yang baik yang saya kenal.

    Jika tidak keberatan saya mohon diberi No HP Par MDS, Bang Kenangan T.H. Purba, LPS, bila tidak memungkinkan cukup email agar saya dapat bertukar pikiran dan menambah wawasan saya.
    Ini nomor HP saya Bang 081370291017, dan email saya Fajarcandra@yahoo.co.id atau fajarcandra@gmail.com, semuanya masih eksis dan senantiasa menerima masukan berupa saran ataupun sekalian kritik tentang ketidakmampuan saya dalam merangkul dan bergandengan tangan dengan mahasiswa lainnya,dan saya sangat mengharapkan itu semua demi memperkaya loyalitas diri saya dan menambah wawasan saya.

    Akhirnya saya mengakhiri tulisan ini dengan harapan saya diberi maaf dan dibimbing serta diajak bergabung dengan senioran-senioran saya yang kapabel, lebih kurangnya saya mohon maaf, tidak ada maksud dihati untuk mengajar limau berduri, itu jauh panggang dari api, oleh karena air laut tanpa garam telah asin sendiri, saya sadar ilmu yang banyak masih sedikit saya miliki.

    horas…..
    salam perseptif baru
    salam kebebasan berfikir.

    1. Horas kepada Adinda FCH Simamora,

      Kehadiranmu dan pendapatmu sudah lama ditunggu-tunggu oleh pembaca webblog ini. Dek FCH, panggilan saja pemilik blog ini sebagai “Par MDS” lebih enak. Seperti yang pernah saya katakan kepada pembaca webblog ini, suatu saat nanti kita pasti bertemu dan yang lebih penting, lebih baik sekarang kita sepaham dulu dalam visi/misi.

      Saya tak menyangka bahwa kamu begitu pandainya merangkai kata menjadi seribu makna, santun dan halus berpribahasa. Sebegitu tinggi Gunung Sijagar tetapi tak setinggi derajat kata-kata. Kata-kata adalah makna, kata-kata adalah jiwa, makna dan jiwa seharusnya adalah sama.
      Saya masih sempat lihat masa kanak-kanakmu dan saya bangga kamu sudah grown-up menjadi seorang pemikir yang peduli nasib kaumnya.

      Terlebih dahulu Kakanda ucapkan selamat atas usahamu mengejar target kuliahmu, untuk selesai dan dapat diwisuda bulan September depan. Kakanda doakan agar apapun rencamu selalu diridhoi oleh-Nya.

      Kamu tidak perlu minta maaf kepada kami semua seniormu, kehadrianmu untuk mampir di webblog ini merupakan suatu kehormatan bagi webblog ini.
      Mulai sekarang, mari bergandengan tangan, bersama-sama memikirkan jalan keluar untuk memajukan kampung kita—Manduamas.

      Karena kamu berasal dari Manajemen, berarti tim kita akan saling melengkapi dengan berbagai latar belakang pendidikan akademis.
      Semua yang hendak kita lakukan, akan kita pikirkan bersama sehingga tak satupun yang merasa superior dan tak satupun yang merasa inferior. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dalam bahasa daerah disebut aek godang aek laut, dos ni roha si bahen na saut.

      Dalam membangun kampung kita, yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana menciptakan “pancing” sebanyak mungkin sehingga dapat digunakan untuk menangkap “ikan” karena kita tidak akan memberikan ikan tetapi kita membantu mempersiapkan pancingnya.

      Sebagai pelajar, Adinda tidak perlu merasa rendah diri, karena justeru kebangkitan suatu bangsa (dalam konteks ini dibaca Manduamas) adalah diperjuangkan oleh para pelajar dan mahasiswa.

      Kalau menurut saya, perkumpulan kecil-kecil di dalam organisasi yang besar itu wajar saja, seperti kamu berada di Hammas itu tidak menjadi persoalan, seperti saya di organisasi marga saya, seperti Pak KTHP di perkumpulan/arisannya. Hal yang paling penting kita ingat adalah bahwa kita jangan sampai menonjolkan kepentingan perkumpulan kecil tadi. Contoh, saya tidak boleh menonjolkan kepentingan marga saya ketika membicarakan kepentingan Manduamas.

      Kalau Adinda sudah baca dan sepaham atas visi/misi yang tertuang dalam beberapa tulisan di webblog ini, itu berarti sudah sangat bagus dan menjadi tambahan energi untuk melangkah ke tahap-tahap selanjutnya.

      Mengenai komunikasi, untuk saat ini lebih baik saya share alamat email masing-masing saja karena kalau HP, sangat sedikit berita atau info yang dapat kita kirimkan, tetapi kalau email, kita dapat berkirim berita ratusan halaman dalam sekaligus dengan biaya yang jauh lebih murah. Berikut alamat email:

      Pak KTHP: xxx_xxx@yahoo.co.id
      Par MDS: man2mas@gmail.com
      Pak LPS : xxxxxxx_xxxxxxxx@yahoo.com

      Mengenai rencana internet masuk sekolah, jangan tunggu sampai ada dulu infocus-mu, tetapi kamu dapat meminjam kepada pihak sekolah yang hendak Adinda visit. Contoh, jika mau mengunjungi dan mengajari anak-anak SMAN Manduamas, pinjam saja infocus mereka sehingga kegiatan sharing pengetahuan tidak terkendala. Jika perlu mungkin dapat meminjam kepada pihak Kecamatan Manduamas. Kalau tidak ada satupun yang mempunyai infocus di Kec. Manduamas, maka sekarang kita keluarkan “pancingnya”. Tolong kamu buat proposal kepada Camat Manduamas (Bapak Poltak Sitorus) supaya kantor Camat membeli satu infocus, jangan lupa proposal itu harus endorsed by Lurah PO. Manduamas (Bapak Arifin Simamora). Proposal tersebut harus atas nama organisasi pemuda dari Manduamas. Hal seperti itu pernah saya coba ketika SMA di Sibolga dan berhasil. Tadinya saya propose untuk beli 1 komputer, tetapi kami dapat 12 unit komputer, he..he……

      Adinda sekarang kan tinggal di Medan, biacarakan dulu proposal ini dengan Pak KTHP setelah itu, proposal sebaiknya ditanda tangani oleh semua mahasiswa Kec. Manduamas yang kuliah di Medan. Mudah-mudahan, proposal tersebut dikabulkan oleh Camat.

      Akhir kata, saya mengucapkan selamat berjuang….

      Par MDS

    2. diskusi ini menjadi menrik karena :

      1.dapat dimengerti semangat nya rekan-rekan atau adik-adik kita yang ingin memberikan pencerahan mengenai manfaat , kemudahan serta tendensi pertukaran informasi dewasa ini.

      2.disebutkan bahwa pencerahan atau presentasi mengenai INTERNET MASUK SEKOLAH akan dilaksanakan bersesuaian dengan program nasional, (modus ini banyak dipakai, misal : mahasiswa tap.teng Padang untuk SMP/SMA Tukka, Pandan musim libur yang lalu.

      3.saya kira kalau rencana ini dituangkan dalam bentuk proposal sederhana lalu, di pajang di blog ini akan dapat kita ketahui bagaimana reaksi dari masing-masing blogger/netter terhadap program tersebut, serta akan bisa melihat frame /kerangka pembiayaannya.

      4.apabila pencerahan ini berlanjut sampai kepada usulan untuk pengelaran infrastruktur telekomunikasi kepada penyelenggara telekomunikasi akan sangat strategis bagi pihak pemda prop/kab apalagi dinas kominfo kabupaten.

      salam
      zul azmi sibuea

      1. Sangat tepat yang poin-poin yang diutarakan oleh Pak Sibuea.
        Ditunggu proposal dari Pak KTHP biar saya tampilkan di blog ini.

        Horas….

  20. Horas Matutu di hamu anggi, LPS.

    Horas ma di anggi niba.

    Memang waktu itu pikiranku mengatakan “Memang Si LPS Tidak Peduli, Pada hal Dia baru pulang dari Manduamas, dan dia masih berkunjung kerumah kami. Apa dia memang Tipikal seperti itu? Peduli amat!”

    Memangkan au pe agak bangga melihat langsung saranmu di WEB Pemkab Tap-Teng, ada orang Manduamas, dan saya juga merasa tertinggal waktu itu, padahal selama proses peluncuran WEB itu sudah ikuti terus, tiba-tiba sudah buka gitulah, dan kulihat namamu, langsung kuberi email. Bebarapa hari kemudian kubuka emailku “Nehi”, kubuka WEB Pemkab Tap-Teng, you buat lagi saran kedua. Jadi waktu saya lagi di Jakarta, saya coba hubungi LPS, tetapi memang seperti itulah kejadiannya. Siapapun orangnya dengan perasaan yang saya ceritakan tadi pasti agak kecewalah, memang tidak ke HP, tapi ke rumah. Soal maaf ia sudahlah, LPS-pun harus memaafkan saya, karena sebelumnya saya sudah bilang. Memang donganta anjurkan kerumahnya Lae Periksa Tinambunan Udanya si Charles, tapi hati kecilku mengatakan “jangan” karena kurang kompak gitulah. Memang LPS dua tahun itu ada 10 kali saya ke Jakarta dengan berbagai misi, tetapi misi Parsahutaon seperti judul Film “Mission Imposible”.

    Jadi okelah semua sudah jadi terang, molo si LPS do basa dang hutanda, rap tu saba, sabamuna disamping ni Oppu Magda ha…! Alai dang ra heaho marsilambuk ate!

    Sebenarna LPS songononma daba keadaan sian hitaan namao….lan, jadi tungganem pe “Tiko” sering dohami ketemu, tetap do ibana humotivasi tentang organisasi-on. Alai nungga sekitar 4 bulan hami dang kongkow-kongkow.

    Jadi binama KPM (Komunitas Perantau Madumas) Jakarta, molo di Medan songon nahu ceritahon ima, baru-baruon tu anak Pak AD Tumanggor do hami hea berencana alai tong dang dope ditindak lanjuti. Molo nungga terbentuk annnon di Medan tabahen pe konsolidasi tuhamu asa lobi bersinergi.

    Alai taringotna Nungga Mambuat Boru Hoate? Tolema sai sehatma jala hipas be hitaon. Bapak ni Si Paima maho Ate? Pasahat Tabe tu anggi boru-i.

    Jadi songoni majolo ate.
    Sehatma hita sude,
    Sukses Selalu !
    God Bless Us.

    Kenangan T.H. Purba

  21. Horas di hita saluhutna……

    Saya pendatang yang baru bergabung.
    Sudah sejak lama saya amati web Manduamas ini, ketika saya googling mencari berita Manduamas. Sungguh banyak berita tentang Manduamas di blog ini. Mauliate ma tutu kepada pengelola web ini semoga semakin giat. Dari comment yang saya ikuti, pemilik web ini adalah Pak “MDS”. Horas ma di Bapa i.

    Sebenarnya, bulan lalu saya sudah kirim comment menganggapi comment Abangku Kenangan (web menyingkat KTHP). Tapi saya tidak tahu mengaoa tidak ditampilkan comment saya, atau mungkin karena saluran internet tidak stabil saat itu.

    Izin kan saya memperkenalkan diri:

    Nama : LPS
    TTL: PO. Manduamas, Okt 1975
    Alamat: Jakarta
    SD dan SMP di Manduamas.
    Email: xxxxxxx_xxxxxxxx@yahoo.com (saya jarang buka email jadi email yang masuk mungkin tidak langsung saya balas).

    Bang Kenangan, saya pengurus di KPM (Komunitas Perantau Madumas) Jakarta, apakah yang Abang maksud adalah saya? Kalau begitu mohon maaf karena saya tidak pernak menerima panggilan HP dari Abang. Kalau nomor yang di kalender itu memang nomor telp rumah dan sialnya saya jarang di rumah.
    Mengenai website Tapteng, saya juga lihat comment Abang di situ dan saya kirim email ke Abang tapi Abang tidak balas.
    Tapi itu sudah berlalu, saya senang bisa menemukan rekan-rekan sekampung di web ini.
    Mengenai rencana di web ini, hal itu sangat bagus dan ini masanya kampung kita bangkit. Saya pribadi mendukung.

    Horas, semoga sukses

  22. Salam Kenal Dengan Edo Posel.

    Ternyata Edo Ponsel nyambarin kita juga ya, terima kasih.
    Lae ingin kenal lae! siapa Lae ia? Kalau KORAN RADAR (Sahat MT tumanggor) dan PANJI DEMOKRASI (Samsul Tumanggor)sepertinya saya kenallah apakah dia itu anak Tulang Si Tumanggor toko sepatu/ par Lae Salak?

    Tetapi sudah semakin jelas paling tidak pemilik WEB ini seorang Jurnalis, ia kan Lae Edo Ponsel.
    layanan ini memang bagi saya Free, maklum fasilitas.

    Salam hangat & Salam kenal

    1. Pak KTHP, salam hangat….

      Semua Pak KTHP katakan itu benar adanya. Nasionalisme seharusnya tidak mengandung diskriminasi, seperti apa yang dilakukan oleh “founding father” Bangsa ini. Mengapa saya sedikit utarakan itu adalah karena saya melihat setelah dongan sa huta merantau ke tempat lain, rasa perbedaan itu lalu mencul meskipun kadarnya berbeda-beda tiap orang. Kalau dulu di Manduamas, kita masih dapat ‘sa panganan’ tetapi setelah di perantauan, kita sudah tidak bisa lagi. Saya tidak tahu dengan pasti apa saja faktor penyebabnya.

      Sama dengan Pak KTHP, saya pun di tempat bekerja, dari ratusan orang karyawan, tidak lebih dari sepuluh orang yang Non-Muslim. Tapi kami bekerja dan bersosialisai dalam rasa persaudaraan yang tinggi tanpa dihantui rasa perbedaan. Saya hanya wanti-wanti, agar apa yang kita rencanakan demi persatuan dan kemajuan Manduamas, hendaknya jangan pernah terkoyak-koyak oleh rasa cinta terhadap golongan yang berlebihan. Kita harus mampu meninggalkan kepentingan pribadi dan golongan kita di atas kepentingan bersama—Manduamas. Kunci, dalam perjuangan kita ini, semua golongan harus berpartisipasi, kalau tidak maka sulit untuk realized.

      IMAMAS, saya jadi ingat masa-masa itu. IMAMAS dibentuk bukan berdasarkan konsep yang jelas dan tidak mengakomodasi pluralisme, kegiatannya hanya seremonial. Saudara kita dari kelompok/golongan lain tidak mau untuk bergabung entah karena alasan apa. Hal ini yang saya takutkan terjadi kalau planning kita ini disosialisasikan nantinya. Lihat saja, FCH Simamora (anal Lurah PO. Manduamas) mendirikan “punguan” yang baru sekarang saya tahu bahwa Pak KTHP tidak diikutsertakan.

      Semua dongan sa huta sian Manduamas yang ada di perantauan menghadapi hal yang hampir sama—masih tertatih-tatih berjuang untuk hidup. Ada dua jenis perantau dari Manduamas: pertama mahasiswa/pelajar, kedua pekerja. Baik itu yang tinggal di Sibolga (pekerja/pelajar), Medan (mahasisa/pekerja), di Padang (pekerja/mahasiswa), Batam (pekerja), Pekanbaru (pekerja), Jakarta Raya- DKI/ Jabar/ Banten (pekerja/mahasiswa), Manado (mahasiswa), Palangkaraya (mahasiswa), terutama para pekerja, semua masih tertatih-tatih untuk berjuang hidup. Mungkin itu penyebabnya mengapa Pak KTHP mengalami hal seperti itu.

      Pak KTHP jangan merasa bersalah jika belum dapat memberikan sesuatu materi kepada rekan sekampung. Di saat perjuangan awal seperti ini, ditambah keadaan ekonomi perantau dari Manduamas yang masih relatif “pas-pasan” maka dukungan moril sudah sangat dihargai. Kita harus mulai merubah paradigma bahwa ”parpunguan” atau organisasi bukan untuk sumbang menyumbang materi dari perseorangan kepada perseorangan yang lain, tetapi justru untuk menyatukan power dalam mencapai sesuatu tujuan yang lebih besar dan mulia. Bukankah kemajuan Manduamas lebih besar dan mulia daripada tolong-menolong antar individu apalagi kalau sudah meyangkut materi. Gabe sursar annon. Contoh analogi ; sekarang Pak KTHP tolong si A dari segi materi, besok kalau saya butuh bantuan, saya datang kepada Bapak tapi karena Bapak tidak menolong saya maka saya akan down dan mungkin mundur dari organisasi kita, berantakan jadinya. Saya pikir kita jangan terlalu menekankan hal materi, itu paradigma yang harus dipegang.

      Untuk hal ini saya pernah mendapat sharing dari teman; di Jakarta banyak rekan dari Manduamas (rata-rata tukang tambal ban) mengikuti organisasi/kumpulan hanya untuk mengharapakan bantuan materi, sementara kumpulan itu tidak punya uang. Perlahan-lahan, di bulan-bulan berikutnya, mereka tidak datang lagi karena mereka menganggap tidak akan dapat memperoleh bantuan materi.

      Mengenai par Sorkam, itu sangat baik untuk memperluas networking, tetapi mungkin lebih baik kita terlebih dahulu fokus pada konsolidasi internal par Manduamas saja karena par Sorkam itu sudah jauh lebih maju dan saya takut, mereka tidak begitu mengerti apa yang ada di benak kita.
      Mengenai pembentukan panitia, saya pikir jangan terburu-buru. Ada beberapa faktor sensitif yang harus kita jaga:
      1. Dengan terburu-buru, kita nanti dapat dianggap bertujuan pendek yaitu pemilu 2009
      2. Kita sendiri belum tahu siapa saja satu visi/misi dengan kita dan bersedia mendukung.
      3. Dengan terburu-buru, nanti persiapan tidak matang
      4. Jangan sampai ada golongan yang merasa tidak “parsidohot”: ikkon sa-urdot dohot sa-ombas do hita sude.

      Untuk data, saya hanya dapat memberikan nama (tidak berurut dan caleg tidak saya ikutkan karena mereka akan fokus ke pemilu): Edo_Ponsel Pasaribu, CFH. Simamora (anak Lurah), T. Nainggolan (sang juara kelas), T. Simbolon (anak PS), Ch. Tinambunan, E. Tinambunan (anak BT), K. boru Hotang (anak TS), —— (anak RHD), M. Situmorang (anak JS), H. Tanjung (anak Heri Tanjung), dll, masih banyak yang tidak saya sebutkan, dan maaf kepada mereka yang tidak saya sebutkan, terutama dari Saragih, Pargar Pinang, Binjohara, Tumba Julu/Jae, Sirakot-rakot, Manduamas Lama, dll.

      Untuk Medan, test case-nya mungin dapat dicoba degan mempertemukan semua mahasiswa dari Manduamas (baik yang beragama Islam maupun Kristen) yang sedang kuliah di USU, UNIMED, UISU, UMSU, UNIKA, UHN, USXII, UMA, UDA. Kalau ini sukses maka, saya yakin langkah kita selanjutnya lebih mudah: Aek godang aek laut, dos no roha si bahen na saut.

      Mauliate….

  23. Salam Jumpa Kembali dengan “Par MDS”

    Yang pasti menurut saya Lae “Par MDS” sudah kenal dengan saya ya kan? Siapa Lae ia? Mungking par PO. Manduamas?
    Saya sering mencari kata “MANDUAMAS” dalam Goole sehingga beberapa Parhutatta yang telah memiliki WEB sudah saya saya ikuti, tetapi nampaknya punya Lae ini sepertinya “UP To Date”.

    Mengenai “nasionalisme” memang itu sudah menjadi suatu keharusan di Negara kita ini, tetapi kadang “rasa” itu menurun akibat ketidakmampuan Negara ini dalam menimbang masalah-masalah yang sangat sensitif dan krusial.
    Soal agama itu pribadilah, apalagi kita di Manduamas saya rasa masalah agama tidak begitu menjadi pusat perhatianlah. Kakak kandung saya beraga Muslim, BOS Besar kami agama Islam, Haji Lagi, BOS Kedua China Katolik kelahiran Barus (BOS Besar dan Bos Kedua Suami Istri), ditempat kerja, satu kantor kami ada 5 orang hanya saya yang Kristen, tetapi no problem begitu juga dengan mereka, jadi memang pargaulan i do.

    Memang Lae agak sulit menyatukan dongan “sian hitaan”. 10 Tahun yang lalu saya aktif di “IMAMAS” sebuah organisasi sian hitaan, kegiatan dominan hanya untuk NATAL, jadi saya berikan pendapat untuk di Generalisasi, tetapi kurang respon sehingga begitu-begitu sajalah. Tahun 2006 saya ada urusan ke Jakarta, saya beri waktu mengunjungi teman sian hitaan, saya lihat ada kalender, ternyata ada juga kumpulan sian hitaan disana, tetapi saya ada agak kecewa sedikit karena ada pengurusnya terbaca saya, yang saya coba hubungi sebelum berangkat ke Jakarta, nampaknya kurang respek ke saya, dan pernah juga sebelum kesana saya kirimi email ke dia waktu membuka webnya Pemkab TapTeng, di Buku Tamu ada dia dan saya coba beri email padahal termasuk teman baik mardalan pat mulak sikkola SMP Negeri Paranginan, termasuk tu saba, dohot marsilambuk. Saya tahu dia pengurus disana dari ninna tu ninna, ternyata benar, dan ninna tu ninna dia memang sudah “HASEA”, tetapi terus terang saya tidak sakit hati dan maaf bange…t ya kalau yang saya ceritakan tadi ternyata pemilik WEB ini (bah gabe curhat he….). Saya tidak takut dia sakit hati ke saya kalau dia baca ini karena dia juga adek kelas dan appara saya.

    Nah maksud saya seperti itulah ada sebagian dari hitaan padahal pengurus ormas sian hitaan. Saya sudah beberapa kali merasa terpukul, merasa bersalah dan merasa kurang tanggung jawab, kalau ingat kejadian beberapa mahasiswa sian hitaan meninggal di Medan karena kecelakaan lalu lintas, maksud saya kalaulah bisa saya memberikan sesuatu bantuan ketika si korban masih di Medan. Kita tau dari ORTU melalui telepon ke kita, jadi saya rasa kita juga perlu membuat data base lengkap mahasiswa, pangaratto dll.

    Saya juga setuju kalau melalui WEB kita saling komunikasi. Molo tetap hita sehat ganjang umur, dan hubungan ini di follow up, saya siap memfasilitasi pertemuan di tempat saya, ada ruang pertemuan yang refresentatif yang bisa kita pergunakan di atas jam 16.00 WIB kalau tidak ada acara.
    Saya sudah menawarkan itu ke Perkumpulan Sorkam, jadi okelah kamunikasilah kita terus.

    Rencana Lae itu memang edukatif juga (seminar), tetapi kita juga harus reaksi cepat mencetuskan itu paling tidak kita bentuk panitia lah, karena memang kita sudah ketinggalan berorganisasi dari kecamatan lain di Tap_Teng. Waktu peluncuran Film “Laskar Pelangi” ada niat saya mau memutar Film itu di sekolah-sekolah di Manduamas, tetapi permasalahan yang saya hadapi kurangnya orang-orang yang satu ide dengan saya. Nah planing kita, mari kita data dulu siapa kira-kira yang satu ide dan sepaham dengan rencana ini.

    Kecamatan lain telah memiliki tokoh seperti Rektor UMSU (Pak Bahdin Nur Tanjung), saya sudah beberapa kali komunikasi dan rapat bersama dengan beliau, beliau ketua kami di APTISI (Asosiasi perguruan tinggi swasta Indonesia),
    Siapa menyusul dari Manduamas ?

    Kita kurang kompak, Candra Simamora, mereka ada buat organisasi tetapi menurut saya belum refresentatif. Dan mereka memang juga tidak undang saya, dan organisasi yang mereka buat juga nampaknya gale do tong. Jadi maksud saya ini marilah kita satukan.

    Secara khusus saya ucapkan terima kasih atas apresiasi Lae terhadap saya.
    Terima kasih mauliate.

  24. Berbuat apa yang kita bisa.

    Semua yg di komentari Bpk MDS dan KTHP memang benar, seperti yg saya sebutkan di atas, saya kelahiran Barus, tetapi Manduamas telah menjadi darah daging, karena saya sudah berkeluarga di manduamas.

    Saya sebagai warga Manduamas cuma bisa mensosialisasikan blog ini di Manduamas dengan memasukkan link blog ini di wabsite saya yakni
    http://www.suhedi.peperonity.com (via com)
    wap.suhedi.peperonity.com (via HP)

    Ma’af jika iklan di wabsitenya tidak berbobot (maklum, karena yg gratisan). Kalau mengenai pengguna internet di manduamas sudah mulai bertambah (bisa di lihat di jumlah pengunjung wabsite saya). Cuma kalau seperti blog ini agak berat loadingnya jika di akses via HP.

    Dan seperti yang saya utarakan di email saya kepada Pak MDS, banyak warga Manduamas yg bersimpati terhadap Bapak.
    Foto yg saya kirim adalah foto dari wartawan KORAN RADAR (Sahat MT tumanggor) dan PANJI DEMOKRASI (Samsul Tumanggor).

    Kendala bagi kami yg menetap di Manduamas dalam hal internet adalah, faktor biaya, karna seperti saya yg on line memakai modem HP (pulsa GSM) tarif termurah yakni Rp 1/Kb, jadi bisa Bapak bayangkan berapa jumlah pulsa yg harus di keluarkan teman-teman yg mengaksesnya via HP. Lain lagi akses yg lamban karena hanya mengandalkan jaringan GPRS (belum 3G)

    Saya cuma bisa minta do’a dan dukungan dari Bapak KTHP dan bpk MDS. (kalau bisa bantuan dana he…he…hee..) karna saya ada niat membuat warnet,tetapi masih terbentur biaya.

    Ma’af bahasa tulisan saya berbeda dengan Bapak, maklum saya tidak lulus SMA, mempelajari computer dan jadi teknisi HP cuma OTODIDAK (tanpa kursus tertentu).

    Salam hangat dari Manduamas.

    1. Terimakasih Pak Edo_Ponsel, salam hangat…

      Saya tidak meragukan “nasionalisme” Pak Edo_Ponsel terhadap Manduamas, karena saya tahu Pak Edo_Ponsel menikah dengan Putri Pakpak/Dairi.
      Saya sudah kunjungi blog Bapak dan tinggalkan pesan di sana. Semoga semakin banyak warga Manduamas yang memiliki akses internet sehingga kemajuan lebih cepat sampai.

      Seperti yang disampaikan Pak Edo_Ponsel, terima kasih atas simpati warga kampungku–Manduamas terhadap saya. Tetapi bagi saya bukan simpati yang paling penting melainkan kesadaran dari warga untuk berbuat dan berlomba lebih maju.

      Terima kasih atas fotonya, salam kenal kepada dua wartawan di Manduamas (Bapak SMTT dari Koran Radar dan Bapak ST dari Panji Demokrasi). Dengan semakin banyaknya jurnalis di Manduamas maka diharapkan semakin lancar penyebaran informasi positif demi pembangunan. Selamat berkarya para wartawan/jurnalis.

      Mengenai koneksi, Pak Edo benar bahwa koneksi di Manduamas kurang bagus. Saya merasakan hal itu ketika dua bulan lalu saya berada di Manduamas. Signal tidak stabil dan tidak merata.

      Mengenai planning Bapak untuk membuka usaha warnet itu sangat bagus. Saya sangat mendukung hal-hal seperti itu dan saya berharap niat Bapak dapat terwujud. Hanya disayangkan saya tidak dapat membantu dari segi dana. Kalaupun Bapak berkenan saya dapat sharing untuk jalan keluarnya.

      Membuka warnet dengan modal minim.
      Sebenarnya modal utama dalam buka warnet adalah: komputer dan koneksi internet.
      Komputer
      Saya tidak perlu membahas hal ini lebih dalam karena komputer dapat dibeli di Medan/Sibolga.
      Koneksi
      Sebenarnya sekarang sudah ada external modem contohnya “T-flash” (dari Telkomsel) dan “IM2” (dari Indosat). Mungkin di Sibolga sudah ada kedua produk yang saya sebutkan. Bapak dapat berlangganan dengan salah satu perusahaan tersebut dengan cara pembayaran tetap per bulan atau berdasarkan volume pemakaian. Saya sendiri memilih berlanggan dengan cara pembayaran tetap per bulan. Saya hanya bayar Rp 250.000 per bulan (eeh..dibayarin kantor) sementara kalau saya pakai berdasarkan volume maka kantor harus membayar minimal Rp 1.000.000 per bulan, jadi saya hemat 75%!

      Kalau misalnya Bapak ingin membuka warnet dengan 1 station saja maka investasi awal adalah kurang dari Rp 4.000.000 (untuk beli komputer +/- Rp 3.000.000 dan biaya koneski internet Rp 250.000 per bulan, ditambah biaya lain-lain). Dengan cara ini, Bapak tidak perlu membeli handset HP dan sim-card. Kalau Bapak berkeinginan untuk membuka 5 station sekaligus, maka investasi bulan pertama adalah Rp 20.000.000 dan bulan selanjutnya hanya perlu modal kerja Rp 1.250.000 per bulan. Dengan 5 station, Bapak sudah dapat memperoleh penghasilan Rp 7.500.000 per bulan (asumsi: 5 station, 10 jam/hari, Rp 6.000/jam, 25 hari kerja/bulan). Jadi laba kotor Bapak perbulan adalah 6.250.000. Dalam tempo kurang dari 4 bulan sudah balik modal.
      Bapak dapat mengkombinasikan usaha warnet itu dengan rental Play Station (PS). Games ini sangat digemari oleh anak-anak dari SD sampai SMA. Bapak hanya perlu membeli alatnya dan CD-nya lalu disambungkan dengan komputer. Di saat koneksi internet tidak baik, Bapak dapat mengatur pemakaian rental PS dengan warnet.

      Pertanyaannya dari mana uang Rp 20.000.000 untuk investasi awal? Gampang!
      Bapak cukup buat proposal bisnis, dengan contoh hitungan yang saya buat di atas, lalu ajukan ke Pak Sigalingging—kepala BRI Unit Manduamas. Saya yakin, kalau bisnis itu feasible (menguntungkan) maka BRI akan memberi kredit usaha, namanya KUK (Kredit Usaha Kecil). Kalau syaratnya lengkap, Pak Sigalingging (BRI) pasti mau membantu Pak Edo_Ponsel, karena saya tahu bagaimana cara berpikir beliau.

      salam, terim kasih…

  25. Salam Hangat
    Kepada Pemilik WEB ini.

    1. Malo do hamu lae mambuat rohani pembaca.
    2. Tanpa merasa besar kepala, jawaban lae itu, memang seperti itulah kondisinya lae kampung kita itu.
    3. Lae saya senang berorganisasi, organisasi kampung kita sudah sering diaktifkan, tapi anggotanya (pangaratto, Mahasiswa, dll) tidak proaktif jadinya galema sude. Saya sering ikut perkumpulan GABETATSI/SIBOLGA, Gabungan Pengusaha Cina Tapteng/Sibolga, kadang saya malu, Manduamas hanya saya. Baru-baru ini juga mengikuti Halal Bihalal dengan Akbar Tanjung, Manduamas hanya saya. Maila Iba.
    4. Komentar Lae di WEB ini kalau bisa saya katakan Lae juga orang terpelajar.
    5. Komentar lae yang saya baca di web ini ada kesamaan visi dan misi kita LAE !, jadi maksud saya mari kita bicarakan dulu bersama, karena teman seangkatan atau abangan saya di Medan sudah pada kedaerah semua.
    6. Perjuangan memang bisa saja melalui WEB ini tetapi alangkah baiknya kalau kita coba satu Visi Misi tadi untuk melangkah kedepan yang lebih baik.
    7. Saya sangat mengharap kita dapat ketemu bersilaturahmi
    8. Maaf No HP SAYA : 081361688xxx (edited by admin)
    9. Terima kasih, Mauliate.

    1. Salam hangat juga untuk Pak KTHP dan keluarga.

      Kalau soal “mambuat roha” memang saya mengatakan suatu fakta yang tidak perlu dipertanyakan.

      Mengenai organisasi, memang benar itu, bahwa kita harus memperjuangkan kepentingan kampung kita dengan cara-cara demokratis, yakni melalui organisasi. Saya pikir, potensi putra daerah itu ada tetapi menyatukannya yang sedikit sulit. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingkat pendidikan yang berakibat pada kesulitan mengkomunikasikan maksud dan tujuan suatu organisasi. Terkadang, dalam suatu organisasi, apa yang dimaksud oleh salah seorang pengurus ditangkap berbeda oleh anggota dan pengurus lainnya. Kalau hal ini terjadi biasanya, organisasi akan mandek bahkan bisa bubar.

      Kalau soal metode perjuangan, saya pikir lebih baik bertahap. Pada tahap inisiasi ini lebih baik dilakukan dengan brainstorming; share pendapat lalu menyatukan kesamaan dan mendekatkan perbedaan. Contoh sekarang antara saya dan Pak KTHP ini sedang melakukan brainstorming tanpa melihat latar belakang suku, agama, ras, golongan, tanpa melihat warna kulit, tidak membedakan kaya miskin, dst. Pendeknya kita harus mampu menyatukan visi, bergerak bersama-sama, tanpa ada dominasi antara satu dengan lainnya.

      Tahap inisiasi ini mungkin dapat dilakukan via internet/email/mailing list/web karena ini sangat murah. Dalam masa brainstorming ini, lebih baik kita tinggalkan identitas: nama, marga, agama, warna kulit, status, dll, sehingga yang menyatukan kita adalah visi dan misi yang sama. Contoh sekarang, kalau ternyata visi saya memiliki kesamaan dengan Pak KTHP, hal itu sangat bagus.
      Mungkin ceritanya dapat berbeda kalau Pak KTHP lebih dahulu mengetahui identitas saya dari pada mengetahui visi dan misi saya. Siapa bisa menduga kalau ternyata misalnya, saya berbeda agama dengan Pak KTHP? Apa jadinya kalau ternyata kita berbeda suku, golongan dan ras?

      Asumsikan bahwa ada 50 putra daerah Manduamas yang telah mempunyai akses internet (Mungkin Pak KTHP dapat membantu untuk inventarisir dan invite putra daerah yang telah mempunyai akses internet, misalnya para mahasiswa di Medan, Edo_Ponsel, dll). Lalu ke-50 orang ini melakukan komunikasi; saling sumbang dan bertukar pikiran melalui internet/email/mailing list/web maka akan sangat dashyat impact-nya. Katakanlah waktu brainstorming ini kita habiskan selama +/- 1 tahun, lalu semua hasil brainstorming tersebut nantinya kita compile menjadi bahan diskusi dan dibahas kembali secara tatap muka (mungkin dalam bentuk seminar-kecil di akhir tahun 2010) dengan mengikutsertakan putra daerah lainnya yang tidak punya akses internet. Kita dapat lakukan seminar-kecil itu salah satu SD di PO. Manduamas, atau SMPN Manduamas, atau bahkan di SMAN Manduamas (Kepala SMAN–Pak Bisson Simbolon–pasti mau memfasilitasi).

      Dari hasil pertemuan itu maka akan diperoleh sesuatu yang lebih riel, dan menjadi milik banyak pihak karena perwakilan putra daerah merasa berpartisipasi. Hasilnya dapat kita bundle menjadi suatu dokumen dasar, lalu dicetak dan diberikan didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan, misal Camat Manduamas, Lurah PO. Manduamas, para kepala sekolah, tokoh agama, tokoh masyarakat. Setelah itu baru dapat kita buat action plan yang lebih mendetail. Menurut saya, cara brainstorming di atas sangat mudah dan murah daripada harus via telephone apalagi harus bertemu tatap muka karena putra daerah Manduamas cukup banyak yang berdomisili di perantauan; belum tentu mereka pulang tiap tahun.

      Jika hal di atas dapat kita lakukan dan manage dengan baik, maka saya yakin, kita putra daerah Manduamas akan mampu mengorbitkan dan meloloskan minimal satu caleg ke DPRD Tapteng di Pemilu tahun 2014 (mungkin bisa saja Pak KTHP yang akan kita dukung untuk maju menjadi caleg DPRD?)
      Kira-kira begitu ide yang ada di benak saya mengenai strategi kita ke depannya.

      Kalau kita sukses melakukannya untuk ukuran Kecamatan Manduamas maka kita dapat melakukan cara yang sama dengan jangkauan lebih luas mencakup Kec. Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, dan Barus Utara. Kalau itu terjadi maka kita tinggal selangkah untuk membentuk satu kabupaten baru. Kalaupun kabupaten baru itu berpusat di Barus, maka bargaining power kita sudah kuat, dan lebih baik lagi kalau ke-4 kecamatan di atas dapat mendirikan suatu kabupaten tersendiri. Dengan perencanaan yang matang dan terukur seperti ini maka tidak mustahil kita dapat membentuk kabupaten baru dalam 5 – 10 tahun yang akan datang.
      Pak KTHP nanti dapat kita dukung menjadi bupati/wakil bupati atau sedikitnya kepala dinas kesehatan atau kepala dinas pendidikan. He..he…memang betul “nipi nama i”, tapi bagi saya pribadi “mimpi adalah setengah dari sukses”.

      Saya yakin, suatu saat nanti kita dapat bertemu dan mendiskusikan hal-hal tersebut lebih serius, akan tetapi karena jarak dan waktu, saya belum dapat memastikan kapan saatnya itu dapat realized. Mari brainstorming dulu dan kita ajan rekan-rekan untuk saling sumbang dan tukar pikiran……

      Terimakasih atas nomor handphone-nya, saya akan keep.

      Selamat malam, terimakasih, mauliate…..

  26. Ma’af pak baru sempat balas, kalau anda par MDS lantas saya dan pak purba par DIA?
    buat nick yg bkn umum lah pak.
    Marga misalnya. Kalau saya Pasaribu.
    Mengenai wapsite yg saya maksud persi WAP bukan WWW.
    Jadi ukuran page nya kecil,loadingnya cepat.jadi bisa di akses via HP tipe rendah sekalipun.
    saya punya di peperonity.tp malu share di sini,karna isinya gak berbobot .mau update jaringan lg gak normal (karna sering mati lampu). Page Blog saya yg di wordpress jg msh kosong. Kalau bpk buat wapsite akan saya mskkan link nya di wapsite saya. Karna kebetulan setiap teman di MDS minta setting internet BOOKMARKS nya saya buat wapsite saya.sekalian pak kalau bisa minta alamat emailnya ya?
    Kalau saya edo_pons@yahoo.co.id atau edoponsel@google.co.id
    jangan lupa balas ya pak,
    (MODUS : muruk OFF)
    (MODUS : mekkel ON)

    1. Horas….
      Nick name: MDS di sini bukan singkatan dari Manduamas tetapi kebetulan merupakan sebagian huruf dari nama saya..he…he…

      Website; memang betul yang Pak Edo katakan, tetapi saya sendiri akses internet dari komputer jadi bagi saya lebih mudah pakai format yang sekarang.
      Pak Edo, saya salut atas penejelasan Bapak, bahwa Bapak telah turut mencerahkan masyarakat di Manduamas dalam hal internet. Terima kasih….
      Jujur saja, saya tidak begitu paham program-program internet ini, saya hanya tahu mengetik dan klik internet explorer dan browser…..(he…he…ketahuan…).
      Nanti saya japri ke email Bapak…….

  27. Memang benar yg di katakan Mr. X Manduamas.
    Saya memang bukan putra Manduamas asli, saya kelahiran Barus, Tetapi saya sudah 9 tahun menetap di Manduamas.
    Jangankan untuk masyarakat umum, para PNS yg ingin mengetahui pengumuman via internetpun tak bisa mengaksesnya. Hal ini di karenakan belum adanya jaringan internet bahkan PSTN (TELKOM/telp rumah).
    Kebetulan saya mengakses internet menggunakan modem HP (GSM).
    Semoga hadirlah seorang tokoh yg mampu memajukan Manduamas, agar kita tak tertinggal semakin jauh.
    Jangan cuma pembangunan gedung tinggi tapi tak di huni (sarang walet), yang hanya menyebabkan sarang nyamuk.

    Sepertinya saya kenal Mr. X Manduamas, inisial TN ya?

    Kalau bisa saya minta kepada Pak KTH Purba dan Mr. X Manduamas membuat website (yg mudah di akses via HP) nanti saya publikasikan di Manduamas, agar lebih banyak yg dapat mengaksesnya.

    salam dari MANDUAMAS City.

    1. Terima kasih kepada Bapak Edo_Ponsel.

      Saya tidak enak dipanggil dengan Mr. X. Ai sira do ni gugut dohot ulu ni gulamo-gambas sian najolo jadi ndang pas molo gabe dijou dongan iba Mr. X, tumagon ma jou hamu goarhu “par MDS”.

      Saya yakin, banyak tokoh muda Manduamas yang dapat dilahirkan untuk menjadi tokoh muda yang berpengaruh di Manduamas dan sekitarnya. Pertanyaannya: apakah ini keinginan bersama atau pribadi. Kalau keinginan pribadi maka tidak akan pernah kesampaian tetapi jika ini adalah keinginan bersama maka saya yakin: aek godang aek laut, dos ni roha si bahen na saut.
      Mulailah kita inventarisir potensi-potensi putra daerah kita lalu dari situ kita akan lihat gambaran yang jelas di mana posisi kita sebagai warga Manduamas.

      Mengenai identitas, saya tidak tahu siapa TN yang Bapak maksud karena inisial nama saya bukan TN, akan tetapi cukup sebut saja “par MDS”.

      Kalau soal website, saya sangat senang kalau Bapak bersedia untuk mensosialisasikan website ini, saya berterima kasih untuk itu.

      Mengenai aksesibiltas website, semua website/blogging itu sama; tidak dibeda mana yang untuk ponsel dan mana yang hanya dapat diakses dari komputer sehingga mungkin yang bisa dilakukan adalah upgrade ponsel Bapak atau Bapak menggunakan ponsel tersebut sebagai modem lalu dihubungkan dengan komputer. Saya tahu bahwa ada anak muda Manduamas yang telah memakai cara tersebut yakni anaknya Lurah PO. Manduamas (maaf saya tidak tahu apakah Anda adalah orang yang sama). Dengan komputer maka screen-nya lebih lebar sehingga tampilan website-nya kelihatan lebih jelas.

      Mauliate….

  28. Ingin kenalan dengan pemilik WEB ini.

    Profil
    Nama: Kenangan T.H. Purba
    Lahir: PO. Manduamas, 06-02-1976
    Alamat Rumah : Jl. Sutomo No. 37 PO. Manduamas Kelurahan Manduamas Tapanuli Tengah.
    Alamat Medan : RSU Imelda Pekerja Indonesia, Jl. Bilal No. 24 Medan Tel 061-6610072-6631380
    SD,SMP di Manduamas.

    Harap balas.
    Thanks.

    1. Yang terhormat Pak KTHP (maaf membuat singkatan seenaknya saja).

      Benar memang kata pepatah bahwa tidak kenal maka tak sayang, tetapi saya pikir, yang paling penting, kita semua putra daerah Manduamas mempunyai ide yang sama, jalan pikiran atau konsep yang sama dalam memajukan kampung kita. Yang jelas kita sudah pasti bersaudara; saudara “sekampung”.

      Bukan ingin berlagak sok tertutup, bukan ingin berlagak sok misterius tetapi karena tidak ada satupun yang dapat saya banggakan dari dalam diri saya oleh karena itu saya belum dapat mengungkapkan jati diri saya sekarang, juga karena ketidaksiapan saya untuk menjelaskannya mulai dari mana.

      Mari bergandengan tangan untuk memulai sesuatu yang baru, positif, dan konstruktif untuk kepentingan kampung kita. Bagi saya pribadi, mungkin hanya cuplikan berita-berita tentang kampung yang ada di blog inilah dan ide-ide serta pemikiran, yang dapat saya sumbangkan untuk kemajuan Manduamas. Kalau tentang materi atau uang, saya sudah pasti tidak punya.

      Lebih jauh, menurut saya Pak KTHP merupakan salah satu asset berharga dan potensial dari Manduamas, yang kalau diasah maka dapat menjadi bibit unggul untuk digodok secara perlahan-lahan yang kemudian suatu saat nanti akan dilahirkan menjadi tokoh putra daerah yang dapat berperan besar dalam kemajuan Manduamas.

      Terkadang saya miris dengan kondisi SDM dari Manduamas.
      Contoh pertanyaan sepele: berapa orang putra Manduamas yang telah mengakses internet?
      Berapa banyak putra/i Manduamas yang berpendidikan universita?
      Mungkin Pak KTHP lebih tahu jawabannya. Kalau saya mengatakan bahwa hakekat pembangunan itu terlambat sampai ke Manduamas. Selain itu, arah pendidikan yang dilakukan para orang tua kepada anaknya belum mengakomodai kebutuhan jangka panjang yang strategic sehingga kebanyakan dari putra/i Manduamas lulus dari jurusan yang hampir sama. Contoh lain dari rendahnya kualitas SDM Manduamas adalah rendahnya partisipasi dalam bidang politik. Lihatlah, sekarang caleg dari Manduamas (salah satunya junior Pak KTHP di SMPN Manduamas), silahkan Pak KTHP nilai sendiri bagaimana kualitas mereka jikalau dibandingkan kualitas standar dan normatif seorang caleg, amangoi…amang….
      Akhir kata, habang pidong si Bigo paihut-ihut bulan, sude na tapangido sai anggiatma dipasaut Tuhan.
      (maaf jadi kebablasan terlalu panjang).

      Horas, botima………

Tinggalkan komentar